Eka Prisma Consulting- Konsultan Lingkungan

CSMS atau Contractor Safety Management System

Last updated on 04 November 2023

CSMS - Contractor Safety Management System

Contractor Safety Management System atau CSMS merupakan sistem menajamen keselamatan kontraktor yang digunakan oleh perusahaan atau pemilik proyek untuk mengelola keselamatan kontraktor yang bekerja di lokasi proyek.

Dokumen CSMS merupakan dokumen yang mengandung mekanisme untuk mengendalikan, memantau, dan meningkatkan pelaksanaan program K3LL (Keselamatan & Kesehatan Kerja serta Lindungan Lingkungan).

Sistem ini melibatkan kolaborasi dan kerjasama antara perusahaan atau pemilik proyek dengan kontraktor. Ini merupakan upaya bersama untuk menjamin bahwa keselamatan menjadi prioritas utama selama pelaksanaan proyek.

Tujuan Merancang CSMS

Tujuan utama dari sistem ini adalah untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi semua pekerja yang terlibat dalam proyek konstruksi atau pekerjaan yang melibatkan kontraktor. Berikut adalah beberapa tujuan dari CSMS.

  1. Mencegah terjadinya cedera fisik dan penyakit yang mungkin timbul selama pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor.
  2. Memastikan bahwa kontraktor mematuhi semua peraturan dan standar keselamatan yang berlaku dari perusahaan atau pemilik proyek, serta peraturan pemerintah.
  3. Melindungi lingkungan sekitar lokasi proyek dengan cara mengidentifikasi, mengurangi, dan mengendalikan potensi dampak negatif terhadap lingkungan
  4. Memanejemen risiko yang terkait dengan pekerjaan kontraktor dengan cara yang efektif.
  5. Penghematan biaya

Tahapan dalam CSMS

Dilansir dari synergysolusi.com, terdapat 6 (enam) tahapan dalam CSMS. Berikut adalah tahapan-tahapannya.

1. Risk Assessment

Pada tahap pertama, perusahaan akan mengidentifikasi potensi bahaya, evaluasi risiko yang terkait, dan pemahaman mendalam terhadap risiko-risiko tersebut. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap risiko meliputi jenis pekerjaan, lokasi, potensi kecelakaan, pekerjaan simultan oleh beberapa kontraktor, durasi pekerjaan, serta pengalaman dan keahlian kontraktor.

2. Pre-Qualification

Perusahaan meniliti kontraktor yang memiliki catatan prestasi yang baik dalam manajemen keselamatan dan keselamatan kerja. Proses seleksi harus mempertimbangkan riwayat keselamatan kerja kontraktor dan komitmen mereka terhadap K3.

3. Selection

Selanjutnya memilih kontraktor terbaik di antara peserta tender.

4. Pre-job activity

Pada Langkah ini petugas lapangan kontraktor dan petugas lapangan memulai komunikasi awal, terutama di perusahaan minyak dan tambang. Pada komunikasi ini mereka membahas pengembangan rencana keselamatan yang mencakup serangkaian tindakan yang akan diambil guna mengurangi risiko-risiko yang telah diidentifikasi dalam penilaian risiko.

5. Work in progress

Pekerja dan kontraktor harus memulai proyek sesuai dengan rencana keselamatan. Pekerja dan kontraktor harus mematuhi langkah-langkah keselamatan yang telah ditetapkan, misalnya menggunakan peralatan pelindung diri, dan menjalani prosedur yang sesuai.

Selama pelaksanaan proyek, penting untuk melakukan pemantauan aktif dan audit keselamatan secara teratur guna memastikan bahwa kontraktor dan pekerja mematuhi standar keselamatan yang berlaku. Hal ini melibatkan pemeriksaan langsung di lokasi kerja serta audit terhadap dokumen-dokumen terkait.

6. Final evaluation

Tahap ini merupakan evaluasi kinerja kontraktor. Hasil evaluasi menjadi bahan pertimbangan apakah kontraktor tersebut memenuhi syarat untuk mendapatkan pekerjaan di masa depan.

Jaga Lingkungan, Jaga Masa Depan!

PT Eka Prisma Consulting memiliki tenaga ahli profesional, ahli di bidangnya (tersertifikasi) dan berpengalaman lebih dari 10 tahun. Kami melayani konsultasi dan pendampingan izin lingkungan (AMDAL, UKL-UPL, dan SPPL), PROPER, izin IPAL dan TPS Limbah B3. Kami sebagai Konsultan HSE hadir untuk mewujudkan lingkungan kerja yang sehat dan aman.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top